Welcome to Abdul Malik Ikhsan's Blog

Laju Perahuku

Posted in puisi by samsonasik on June 11, 2009

Terdampar di sebuah pulau yang ramai
Tapi, ternyata yang terlihat cuma kamu
Apakah kau punya tanda cinta yang bisa menarikku
Atau benang merah yang tak kan bisa terpotong oleh waktu
Atau, taifun-mu yang menghempaskanku, sampai kamu?

Seorang pemuda dibalut rindu

Posted in puisi by samsonasik on January 6, 2008

Langit mati lampu
Para
gemintang terlelap dahulu
Aku
bersama segunung dosaku, datang mengadu

Udara beku
Masihkahku kuat untuk maju?
Allah, aku mengharap
kekuatan dariMu

Rembulan tertutup kabut pekat menciutkan asaku
Kemanakah langkah tertatih ini akan terayun dibuai ragu?

 Langit mati lampu
Udara beku
Rembulan tertutup kabut pekat menciutkan asaku
Kemanakah semangat yang selama ini setia menjadi bayanganku?
Allah,
Jangan biarkan hambaMu ini menjadi makhluk yang gampang menyerah oleh ujianmu
Mudah menyerah oleh gagal yang menjelma seribu
Cepat pasrah oleh kerikil coba dari sisiMu

Allah, Engkaulah pembolak-balik hatiku
Balikkan hatiku untuk memompa semangat kempesku
Untuk tetap melangkah di jalanMu
Amin…

 ………..
Di hulu sajadah..
Kuluapkan segala khauf rojaku bersama rindu kepadaMu

sama dengan kemarin

Posted in puisi by samsonasik on December 10, 2007

sore ini, aku menunggu kekasih hati yang tak pernah absen hadir di mimpi
tapi, seperti hari2 kemarin, aku hanyalah penanti hampa dibuai sepi
ragu itu, membayang lagi, karena ketidak pastian yang tak jua terjawabi

menembus batas mimpi

Posted in puisi by samsonasik on November 12, 2007

ketika kugambar sepi
tak terasa aku sudah menembus batas mimpi

Ingin kubunuh puisi !!!

Posted in kehidupan, puisi by samsonasik on November 1, 2007

Yang menyelimuti keindahan dirimu
agar kudapat hilangkan semua ragu
untuk lenyapkanmu dari mimpi-mimpiku
lalu kubakar sendi-sendi hati yang selalu melukiskan wajahmu
yang membuat seluruh penjuru ruhku bergetar disulut gagu

——————————————–
tapi aku tak mampu….!???!

(___dari hati untuk hati yang bening di lorong waktu___)
——————————————

******
*****
***
**
*
Lalu kubiarkan saja ia merasukiku …
*
**
***
****
*****
dan aku kembali jadi gagu …

bersama malam

Posted in puisi by samsonasik on August 31, 2007

kutitipkan rindu pada detak jarum jam yang berputar perlahan
kusulutkan kangen pada embun yang berkelana menuju awan
kurajutkan jelujur gelisah di sukma terdalam
—————————————————

Dibekap rindu

Posted in puisi by samsonasik on August 15, 2007

Akhirnya, malam mengatupkan matanya
Tapi entah kenapa aku tak bisa tuangkan kantuk dalam gulita
kini, yang kurasa hanya rindu membahana dalam jiwa
yang hanya bisa kusuarakan lewat kata
————————————————————-

Indonesiaku …

Posted in puisi by samsonasik on June 30, 2007

Indonesiaku, dulu, terkenal dengan moral yang indah, muka yang ramah, langit yang sumringah, sekarang, yang terkenal adalah goyang patah-patah, muka bersungut-sungut bak penjajah, penjajah di bumi pertiwi sendiri yang dulunya amat ramah, dan langit yang buram penuh polusi yang bikin sesak dan gerah.

ragu? tak penting itu !!!

Posted in puisi by samsonasik on June 12, 2007

tak penting mengapa engkau ragu
yang jadi masalah, ragu itu bersumber dari hatimu, atau setan yang merasukimu…

Dunia Lain (3)

Posted in puisi by samsonasik on June 9, 2007

Tak tertangkap teori,
Walau kadang hinggap di mimpi
Atau terekam kamera tersembunyi
Tak terealisasi,Walau kadang datang rasa ngeri
Atau merinding di jari kaki
Tak tersentuh akal budi,
Walau memang ada hantu pemakan hati
Atau vampire bergigi duri
Tak terdeteksi oleh modernisasi,
Walau memang banyak orang mengerti,
kini,
Atau malah masuk Dan ingin meneo-kan lagi
Seakan baru dimulai tadi pagi

BIHUN(bila hati untukmu)

Posted in puisi by samsonasik on April 27, 2007

Bila engkau bunga
Lalu aku apa?

Bila engkau cinta
Lalu aku siapa?

Bila surya cinta mengintip dari biliknya
Aku yakin dia akan menangis juga

Bila hati untukmu saja
Aku tak tahu cinta ini kunamai apa
Dan rindu ini kuartikan apa

SAJAK KESEDIHAN

Posted in puisi by samsonasik on April 27, 2007

Menutup mata, ternyata hanya membuat perih makin kaya
Membukanya, malah merapatkan tanda tanya
Karena malamku telah dimakan pagi dimakan siang
Dimakan sore dimakan malam
Dan aku,
Dimakan kesedihan tak bergantian.

AKU TERBINGUNG OLEH WAKTU

Posted in puisi by samsonasik on April 27, 2007

Aku terbingung oleh waktu
yang tertawa t’rus membisu
yang terdiam t’rus berisik seperti radio jaman dulu

aku terbingung oleh waktu
yang berhenti t’rus melaju bagai roket tanpa baju
yang berlari cepat t’rus berhenti tanpa beritahu

aku terbingung oleh waktu
yang menari t’rus mematung jadi batu
yang mengeras t’rus mencair entah di hari selasa atau rabu

aku terbingung oleh waktu
yang selalu maju walau katanya bisa diulang oleh mesin waktu dengan hanya menekan tombol biru

waktu…
maafkan aku
aku terbingung olehmu
he…he…
sebenarnya yang salah itu aku
dengan sok tahu di tiap detikmu

sekali lagi untukmu
maafkan aku ..
tapi karena ini hari sabtu
nanti malam malam minggu
aku ingin kita kompromi dan lupakan masalah kita yang dulu-dulu
kamu atur yang sekiranya perlu
agar aku bisa bertemu dengan cintaku
dan dia mau menerimaku dengan segala kekurangan dan kelemahanku

Ya Tuhanku, jadikan waktu sahabatku
Ya Tuhanku, maafkan aku, ampuni aku…
Astaghfirullah, sekali lagi, ampuni aku, karena Kaulah yang tak pernah jemu ampuni aku

seperempat jam lagi

Posted in puisi by samsonasik on April 20, 2007

koneksi berhenti, dan aku tak dapat tuliskan apa pun di sini,
kecuali besok pagi, aku masih ada umur untuk melanjutkannya lagi
kecuali ada troubleshoot di jaringan sehingga aku malah bisa mengungkapkan deru mimpi sampai pagi, malam, dan pagi kembali, corat-coret cerewet tentang kehidupanku yang makin basi
kecuali di mimpi, aku masih meneruskannya, dan besok pagi, tiba-tiba tulisanku bertambah, bertaburan komentar yang memuji maupun menafikan segala isi hati yang pernah terukir mesra di sini.

pagi ini

Posted in puisi by samsonasik on April 12, 2007

aku kagum pada para embun
yang menari di atas ubun-ubun
menjelmakan mimpi yang tersamarkan dan tak selesai tadi malam
menyadurkan kisah roman rembulan dan para bintang yang baru saja mulai  terbenam kesiangan